Melihat Pameran Kartun dan International Coffee Day di Pekanbaru

Gue cuma ingat, pertama kali gue nyobain kopi yang gak instan itu di Erber Coffee.

Dari sana gue jadi semakin suka kopi. Keramahan dari ownernya yang buat kita saling kenal sampe sekarang, bahkan gue dan Melly di undang ke acara pernikahan owner Erber Coffee setahun yang lalu. Padahal, kita cuma customer mereka yang banyak tanya (khususnya gue). Erber Coffee masih jadi tempat yang akan gue rekomendasikan untuk orang yang nanya coffee shop, karena kalian akan dianggap teman dekat, bukan customer.

Dua pekan yang lalu gue gak gak mikirkan skripsi yang masih stuck direvisi. Karena gue lebih milih nemenin Melly di rumah sakit. Melly jatuh sakit karena kelelahan dan harus rawat inap di rumah sakit untuk beberapa hari (tapi jadinya seminggu).

Karena seminggu di rumah sakit aja, Melly minta diajak jalan-jalan.

Destinasi untuk jalan-jalan di Pekanbaru itu terbatas, kalo mau jalan-jalan ke tempat yang alami, harus keluar Pekanbaru. Lagian, Melly belum boleh pergi jauh ditakutkan dia bakalan kelelahan. Jadinya, kita pergi ke Mall SKA untuk ngeliat Pekanbaru Bandar Kartun Festival V yang diadakan dari tanggal 24-30 September 2016.

Temanya Kopi.

Karena tanggal 1 Oktober disepakati sebagai International Coffee Day.

Peserta Pekanbaru Bandar Kartun Festival V gak cuma dari Pekanbaru aja. Banyak komikus luar Riau yang juga menyumbangkan karya mereka untuk dipamerkan di sini. Ada komikus dari 12 kota yang berpartisipasi dalam pameran ini, di antaranya Pekanbaru, Bandung, Batang, Bojonegoro, Bogor, Denpasar, Jambi, Jogjakarta, Medan, Palembang, dan Semarang.

Mereka ini sering sliweran di akun Instagram @Komikin_ajah.

dsc_0038

Komikstrip Karya Bg Dhan (@Dhanypramata)

Salah satu karya dari Palembang, @UkikRM.

Ada dua tempat untuk melaksanakan eventnya.

Untuk event jamstrip komik “Sejarah Kopi”, Carricature on the spot dan Doodle dilaksanakan di Mall SKA. Sedangkan workshop digital colouring with Baron Maezar dilaksanakan di Prince Kitchen di jalan Harapan Raya. Gue cuma ngeliat pamerannya aja. Mau ikutan workshop, gue gak pande buat karakter gue sendiri untuk jadi komik.

Setelah gue liat-liat dengan seksama, ternyata ada nama dosen gue yang kalo di kampus pakaiannya selalu nyeleneh. Ternyata bener, dia seniman. Selama ini gue pikir dia berpakaian nyeleneh gitu karena adik Dekan.

Setelah Melly sehat betul, barulah gue mulai ke kampus lagi untuk minta TTD kajur dan dekan.

Gue punya 3 teman yang terobsesi jadi barista.

Mereka gak cuma omong doang. Mereka bahkan udah 2 tahun kerja di coffee shop untuk belajar cara meracik kopi. Gue juga tau mereka awalnya gak begitu suka kopi, tapi sekarang mereka serius banget memperdalam ilmu mengenai kopi. Ketika mereka ngomong tentang cara meracik kopi, menggunakan metode apa aja, mesinnya apa aja, gue cuma senyum melongo.

Gue gak ngerti.

2 dari mereka belum sidang skripsi karena sibuk di pekerjaannya. Sedangkan satunya lagi wisuda bareng gue bulan November nanti, dan temen gue ini katanya mau merantau ke Jawa, mungkin untuk memperdalam ilmu mengenai kopi.

Gue selalu bangga sama orang yang bisa fokus sama mimpi mereka. Gue belum bisa.

Gue masih berpikiran “i can do anything“, maksudnya adalah gue berpikir gue bisa ahli di banyak ilmu. Gue bisa pintar di dunia photography, tulis menulis, video editing, directing, hardware troubleshoot, dan entrepreneur.

Nyatanya ENGGAK.

Gue harus milih satu dari banyak mimpi gue. Gue berdiskusi sama Melly, dia lebih menyarankan gue untuk fokus ke dunia photography dan tulis menulis.

Keknya saran Melly gue terima, karena gue suka dua hal itu. Gue bisa fokus untuk jadi Food Photographer ataupun penulis novel, atau penggabungan dari keduanya, Food Blogger.

Tanggal 2 Oktober 2016 Pekanbaru ikut meramaikan International Coffee Day. Kalo mau baca lebih lengkapnya tentang kenapa 1 Oktober menjadi hari kopi sedunia, kalian bisa baca langsung di website resmi International Coffee Day.

Acaranya dimulai dari pagi sampe jam 8 malam, dan gue datangnya sore. Saat mereka lagi beres-beres untuk istirahat dan buka kembali setelah sholat maghrib.

Alhasil, gue gak banyak mencicipi cita rasa kopi dari berbagai daerah Indonesia. Gue cuma nyobain kopi dari Sumatera Utara, kebetulan baristanya buat kopi kebanyakan, jadi sisanya buat gue.

SISA!!

SISA!!

Iya, SISANYA buat gue. Karena kopinya gak penuh satu cup -_-.

Nama kopinya “Rasuna Natural” kata baristanya dari Sumatera Utara, gue sih gak paham. Biji kopinya dari Tanamera Coffee Indonesia.

Untuk rasanya gue belum ngerti gimana menjelaskannya. Gue cuma merasakan asam pertama kali dicicipi dan gak lengket di tenggorokan, kalo aromanya bagi gue menenangkan :D. Kita pindah ke stand lain yang ada bawa mesin espresso. Banyak stand yang menggunakan teknik manual dalam meracik kopi.

Di stand ini kita bisa ngeliat secara dekat baristanya lagi buat latte art. Sebenarnya kalo kita ke coffee shop, kita juga bisa kok ngeliat baristanya buat latte art, tapi yang spesialnya adalah sekarang ada 1000 cup coffee gratis. Jadi, mau sampe kembung minum kopi pun terserah, karena gratis. Bahkan gue dengar kabar, acara ini menghabiskan 4000 cup coffee. WAW!!

Antusias orang Pekanbaru terhadap kopi luar biasa.

Kalo gue datang dari pagi, bakalan banyak acara yang gue ikuti, dan bisa mencicipi kopi dari berbagai daerah dengan metode yang berbeda juga tentunya. Sebelum pulang gak ada salahnya juga gue memeriahkan acara ini. MC meminta kita yang memegang cup kosong untuk maju dan teriak “MENGKOPIKAN PEKANBARU” (eh gue lupa teriaknya gimana :D, pokoknya mirip-mirip begitulah).

Barista juga udah pada gotong-gotong alat untuk menyeduh kopi yang mereka miliki. Malam pun semakin larut. Gue dan Melly pun pulang.

Hanya dari sebiji kopi menjadi acara sebesar ini. Gue sama sekali gak ada kenal sama orang-orang di dalam acara ini, baik panitianya maupun baristanya. Gue cuma datang sebagai penikmat kopi sachetan yang suka asal seduh, dan gak begitu paham sama kopi.

Dari kopi gue belajar, perubahan gak harus dari sesuatu yang besar.

Terimakasih sudah membaca.

18 Comments

  1. Agung Rangga says:

    Keren banget ya acaranya, yang suka kopi wajib banget datang ke sana~ 😀

    Oh iya, ayo ikutan Giveaway “Cerita Hujan”! Ada hadiah berupa buku dan pulsa, deadline 7-21 Oktober 2016. 😀

    1. maembie says:

      Wajib. Bisa ngerasain kopi dari berbagai daerah yang memiliki perbedaan rasa.

  2. niat banget ya sampe diadain acara gitu huahaha. jadi barista itu susah, gue pernah baca ada blogger nyeritain pengalamannya belajar jadi barista, tapi lupa dah alamatnya apa. tiap menu ada takaran bahannya masing2 dan kalo salah, rasanya bisa aneh banget. Salut lah sama barista2 gitu.

    1. maembie says:

      Gue yang suka kopi aja melongo kalo temen yang jadi barista lagi ngobrol.

      Walaupun kopinya sama, kalo baristanya beda, rasanya bisa jadi agak beda.

  3. Keven says:

    Itu…pacar yg kemaren lu ceritain di postingan sebelumnya? Cantik banget ya *salah fokus* wkwkwk
    Menurut gua, acara kayak gini tuh bagus sebenarnya, membuka wawasan dan membuka rasa nasionalisme. Kopi Indonesia tuh enak banget dan terkenal sampai ke luar negeri, tapi sayangnya hanya sedikit yg tahu bahwa Kopi Luwak dll tuh asalnya dari Indonesia. Gua di luar negeri sering liat Kopi Luwak dll tuh diaku-aku sebagai punyanya Malaysia…

    1. maembie says:

      Iya. Itu pacar gue.

      Enaknya itu karena setiap daerah punya ciri khas sendiri. Beda tanah, beda iklim, jadi beda rasa.

      WAW!! Oknum mana lagi itu yang mengaku-ngaku begitu. Kalo orang Indonesia gak paham soal kopi dalam negeri, gampang aja memang untuk di klaim.

  4. Keren banget ada acara gituan di sana… Iri banget, gue juga penikmat kopi meskipun sekarang udah jarang-jarang ngopinya.

    Eh iya bener banget lho, gue sering denger kalo bisa setiap orang fokus di satu Minatnya aja. Meskipun kita bisa diberbagai bidang belum tentu bisa jadi ahli kalo nggak fokus. Gue juga gitu, suka ini itu alhasil semua bidang ditekunin dan ujung-ujungnya jadi nggak fokus. 😦

    1. maembie says:

      Karena kopi di Pekanbaru lagi punya banyak peminat. Makin banyak juga coffee shop bermunculan.

      Udah, mulai sekarang cari satu minat yang kalo kita belajar, rasanya seperti kita selalu merasa belum paham.

  5. Dipi says:

    Mesin espresso nya harganya jutaan dan puluhan juta tuh! Dipi berharap ntar Jumat klo dtg ke acara International Coffee Day di Unpad bakal nemu stand kopi yg roasting dan grinding nya make kompor jadul sama lumpang… Hahaha. Untungnya tim Tanahairkita kopi jg dateng n udah janjian dgn dipi, jdi siapa tau mimpi jdi kenyataan. Di acara yg Wahyu hadiri ada ga yg giling pake lumpang?

    1. maembie says:

      Pantes aja, harga satu cup kopi bisa sampe 30 ribu ya.

      Gak ada kak, di acara ini cuma banyak manual brew, gak ada roasting biji kopi.

  6. Khairulleon says:

    Acara kartun festival tapi temanya kopi.
    ini secara ga langsung memasarkan dua produk gitu ya.
    kartun sama kopi.

    ini cara tiap tahun selalu berbeda tema gitu ya ?
    asik dong yah jadi banyak wawasan,
    jadi ada bahan buat sharing di blog ehem

    1. maembie says:

      Karena memperingati International Coffee Day aja, jadi temanya kopi.

      Ini enggak tiap tahun, baru aja ini karena di instagram komikus itu banyak banget, jadi dibuatlah pameran ini.

  7. Gue salah fokus ke anak kecil perempuan baju kuning gambar paling atas -_-

    Btw, itu 4000 cup banyak banget.
    Gue baru tahu kalau ada International coffee day, gue minum kopi aja nanti begadang ngerjain tugas yang udah deadline besok.
    Tapii balik lagi,, 1000 cup coffee atau 4000 itu bisa banyak banget, mau nyobain 10 cup aja

    1. maembie says:

      Anak kecil yang pake baju putih itu juga bahaya gayanya..

      Iya, pas pagi rame banget acaranya temen gue bilang. Tapi pagi gue ke kampus, jadilah sore bisa datang pas udah sepi.

      Kembung ntar nyobain 10 cup 😀

  8. Lastboy says:

    Dunia kopi memang menyenangkan mas, mulai dari biji hingga proses pembuatan. Ulasan yg menarik 🙂

    1. maembie says:

      Ulasan saya mah standar mas :D.

      Saya cuma penyeduh kopi sachetan.

  9. wah pecinta kopi juga ya ? he he he . Acara nya seru ya , gue juga kalo ada event seperti itu pasti ikut deh . Emang nih , kalo ngomongin kopi , itu tuh gak ada habis habis nya kalo diulas lebih jauh lagi .

    1. maembie says:

      Iya mas, tapi saya gak begitu ngerti sama awal mula jadinya biji kopi. Jadi, ya sebagai penikmat aja.

Leave a reply to Rafi Syauqie Arjuna (@arjunarafiesco) Cancel reply